2020.


Kalo gue bisa kembali ke 2019, gue akan kasih beberapa pesan ke diri gue yang dulu. Isi pesan itu:
  •   Luangin waktu untuk sekedar ngobrol santai sama temen-temen.
  •  Hargai waktu bersama temen-temen, setiap ketemu kalo bisa ada kualitas dan cerita yang lebih bermakna.
  • Pergi ke kantor tepat waktu, maksimalin waktu dari jam 9 – 6 selama di kantor.
  • Hargai macet, suara klakson, panas knalpot motor lain pas lagi papas an setiap kali macet
  •  Cobain jajanan pinggir jalan (yang bersih) untuk membantu mereka tetap bisa makan siang dan malam
  •   Traveling yang banyak, explore tempat lagi, nikmati kilometer demi kilometer yang bisa lo lalui.
  •  Nonton konser yang lo pengin selama masih bisa nonton live.


Man, this is 2020.
2020 ruined every-people-life.
Twenty twenty isn’t good number. At all.

Short flashback.
Kita memulai tahun 2020 tepatnya pada saat tahun baru dengan banjir bandang di Jakarta dan sekitarnya. Lu bayangin malemnya taun baru haha hehe nginep di hotel, paginya mobil lo ngambang di depan lobby hotel.

Belum berakhir di banjir, tiba-tiba muncul sebuah kelompok dibeberapa daerah di Indonesia yang menamakan dirinya Raja. Kerajaan. Bruuu, Raden Patah sedih ngeliat berita hari ini.
Mereka datang dengan beberapa kepahaman yang nggak bisa dipahami orang-orang non-raja.

Setelah semua berita menyiarkan si Kerajaan, tiba-tiba focus kita dialihkan oleh sebuah virus. Bukan virus computer apalagi virus cinta. Ini virus mematikan yang (katanya) berasal dari Wuhan, China. Penyebarannya cepat banget, semua orang bisa tertular bahkan usia 50 tahun keatas lebih rentan. Sebahaya itu.

Ketika di China dan Negara lain udah rame soal virus ini, Indonesia masih aman. Belum ada isu virus itu sampe ke Indonesia. Bahkan warga chill semangat bikin konten yang katanya orang Indonesia lebih kuat daripada Corona (nama virusnya). Gue juga lagi aktif event di luar kota dari bulan Januari sampai akhir Februari.

Masuk ke bulan Maret, Indonesia panik. Ada 2 orang yang terkena COVID-19 dan.. dan… RUMAHNYA DI DEPOK. WOW. Depok pride, nggak tuh?

Gila, semuanya panik karna penyebarannya cepat banget. Mendadak banyak kebijakan yang harus dipatuhi untuk menekan angka penyebaran. Salah satunya adalah beberapa kantor mengusung Work From Home. Termasuk kantor gue yang mulai menerapkan WFH sejak tanggal 9 Maret 2020. Ekspektasinya, ah paling seminggu dua minggu udah bisa balik kantor lagi nih. Nyatanya sampe gue nulis blog ini, gue udah WFH selama hamper 3 bulan.

COVID-19 ini juga bikin heboh disemua sektor, terutama ekonomi dan bisnis karna banyak perusahaan yang nggak bisa berkembang karna pembatasan ruang gerak. Akhirnya banyak karyawan yang di PHK, semua model bisnis pun berubah, hidup nggak akan seperti 31 Desember 2019 lagi.
Ditengah kebosanan dan kengerian setiap baca berita, malam itu muncul berita yang cukup menyempitkan paru-paru. Glenn Fredly meninggal dunia.

I still can’t believe.

Glenn dan suaranya yang menemani setiap masa dalam kehidupan kita. Dari mulai jatuh cinta, mencintai, ditinggalkan, semuanya ada di lagu Glenn. Beliau juga salah satu sosok yang menyenangkan dan aktif dikegiatan social. I don’t know him personally. Yang gue tau, dia selalu tulus setiap bernyanyi. Bung Glenn, semoga surge bahagia mendengar suara indahmu disana. Aamiin.

Fenomena unik lainnya adalah anak Krakatau erupsi. Gunung yang pernah gue naikin sama temen-temen gue tahun 2018 lalu, menangis lagi. Tiba-tiba sekitar jam 1 malam, gue mendengar gemuruh kenceng banget dan berkali-kali. Gue yang saat itu lagi tiduran, langsung parno ketika kaca kamar gue getar semua. Awalnya gue kira itu suara AC gue, atau bahkan suara setan (LOL), tapi setelah diamatin kok ada suara gemuruh dari luar.

Itu menjadi salah satu hari tertakut gue, takut banget akan terjadi apa-apa. Sampe akhirnya gue baru bisa tidur jam 9 pagi ketika semuanya bener-bener normal lagi. Sampe saat ini kita nggak tau asalnya darimana gemuruh itu. Karena yang terasa hanya di daerah Bogor, Depok dan sebagian Jakarta. Katanya bukan karna gunung merapi, tapi kok timing nya pas banget. Nggak tau suara apakah itu.
Oke belum selesai cerita di tahun 2020, memasuki bulan Mei muncul berita nggak enak lagi. Pagi itu gue masih tidur, tiba-tiba nyokap masuk ke kamar gue dan bilang, “Put, Didi Kempot meninggal.”

Well….

Gue yang saat itu masih setengah sadar langsung nyari handphone dan googling. Ternyata bener. 2020 sucks, rite. Nyokap gue langsung ngabarin gue karna dia tau, gue selama WFH dengerin lagu Didi Kempot pake speaker yang orang serumah bisa denger. Nyokap gue juga bilang, “Ah, Didi Kempot meninggal disaat kamu lagi suka sama lagunya ya.”

Iya, bener Mah. Tapi gue udah menyukai Didi Kempot sejak gue SD. Waktu itu di rumah gue banyak koleksi lagu Didi Kempot. Lagu yang menurut gue paling memorable saat itu judulnya “Kangen Koe”. Sampe sekarang gue apal banget dan masih jadi lagu tersedih. Adele lewat.

2020 segitu nggak asiknya.

Sekarang saat gue nulis blog ini, hari sabtu 23 Mei 2020.
Satu hari setelah ulang tahun gue yang ke-25 dan satu hari sebelum lebaran.
Ulang tahun kali ini nggak ada surprise ala-ala dari temen, nggak ada lilin yang perlu ditiup, nggak ada lagu ulang tahun yang dinyanyikan sama orang satu kafe. Kita semua menyelamatkan diri dan melindungi orang lain dengan tetap di rumah.

Jadi selama 3 hari kebelakang, gue menghabiskan waktu dengan bikin kue untuk lebaran. Nastar, putri salju, kastangel, cookies, biji ketapang dan gabus keju. Gue seneng banget bisa masak sebanyak itu untuk lebaran.

Untuk masak sebanyak itu, gue perlu trial bikin nastar 2 kali dan kastangel 1 kali. Hasilnya bener-bener bikin gue bangga sama diri sendiri. Ternyata bikin kue termasuk healing yang menyenangkan. Karna gue percaya, setiap masak atau bikin kue harus disertai dengan rasa senang dihati. Supaya masakannya sampai ke hati yang makan.

Tahun ini banyak hal-hal baru yang gue lakuin, yang beda dari tahun sebelumnya.
Visi misi 2020 yang tadinya banyak, sepertinya gue kerucutkan jadi semoga gue sekeluarga bisa survive dan sehat selalu dengan apapun yang akan terjadi 7 bulan mendatang selama 2020.
Gue bersyukur dengan 5 bulan kebelakang dan gue yakin ini semua akan kembali kondusif.

Ayo semangat Ibu Bumi!

Komentar