Kenyamanan yang Berbahaya

Kataanya, kenyamanan adalah bahaya yang paling dicari oleh semua orang.


Setuju atau nggak setujunya sama statement ini tergantung gimana kasusnya sih. Kalo gue cenderung setuju.
Hampir semua hal di dunia ini membutuhkan kata "nyaman" agar bisa bertahan.

Contohnya:
Ketika lo memilih kampus, pasti lo akan mencari kampus yang bikin nyaman ketika lo ada disana.
Setelah lo mendapat kampus yang nyaman, lalu lo akan berusaha untuk beradaptasi dan mencoba masuk ke dalam lingkup luas untuk mencari temen-temen yang bikin lo nyaman. Setidaknya yang sepemikiran sama lo dan asik kalo hangout bareng.

Kampus udah, temen udah, lalu masalah-pun timbul. Ketika lo sedang nyaman dengan 2 orang temen lo, tiba-tiba mereka berubah. At least bukan jadi Munaroh atau Bang Ocid, maksud berubah disini, mereka menjadi sesosok temen yang nggak lo kenal.

Hasilnya? Lo nggak akan nyaman lagi sama temen lo atau bahkan sama kampus lo sendiri.
Ini yang bahaya..

Sekali merasa nggak nyaman, pasti aan susah untuk balik lagi ke masa yang dulu. It will never be the same.
Kenyamanan-kenyamanan ini banyak terjadi kalo lo lagi deket sama seseorang. Banyak canda, tawa dan waktu berkualitas yang udah lo habisin berdua. Hingga sampai suatu saat lo merasa nyaman sama dia. Di fase ini, banyak yang menyalah-artikan kata nyaman dan sayang.

Sayang emang berawal dari nyaman, tapi nyaman belm tentu sayang.



Nyaman bisa timbul ketika lo lagi menghadapi sesuatu yang getir, lo butuh seseorang yang bisa paham sama lo, yang bisa mengerti apa yang lo rasain, bahkan lo mencari seseorang yang bisa merangkul lo dengan hangat. Dalam keadaan lo yang seperti ini, muncul seseoroang yang bisa mengobati sedikit rasa kekesalan atau kekecewaan lo hingga lo merasa nyaman kalo bersama dia. 



Untuk kasus yang seperti ini, menurut gue, ini bukan rasa sayang tapi hanya rasa sayang yang terjadi untuk mengisi kekosongan.

Beberapa orang diciptakan untuk sekedar mengisi, bukan melengkapi.

Dari zona-nyaman inilah yang menyebabkan patah hati sebelah pihak.

Kasus lainnya adalah ketika lo punya beberapa temen deket yang lo sebut dengan geng. Sahabatan tanpa masalah emang nggak asik. Sahabatan yang setiap hari sapa-sapaan "Beb, cantik banget beb hari ini" "Ah enggak beb, cantikan kamu. hi hi hi" buat gue, itu menjijikan.

Orang pacaran yang cuma berdua aja bisa berantem karena nggak sepaham, apalagi sahabatan yang biasanya berjumlah lebih dari 3 orang. Pasti pusing.
Dari kata 'nyaman' ini sendiri, biasanya tipikal sahabat bisa terbagi jadi beberapa bagian:

1. Sahabat menuju kebaikan
Tipikal sahabat ini udah jarang ya jaman sekarang, biasanya sahabat macem begini itu sahabat yang nggak kenal apa itu sisha atau rokok elektronik. pokoknya hidupnye luruuuus terus kek tol cipularang. sahabatan sama orang yang macem begini pasti jarang berantem.






2. Sahabat Bebeb
Sahabat bebeb adalah orang yang sahabatan dengan panggilan sayang "BEB" ampun aku jijik, kak.. gue jadi inget SPG rokok kalo ada orang yang manggil BEB.








3. Sahabat Kau Datang dan Pergi Oh Begitu Saja
Sahabat macem ini adalah tipikal orang yang dateng kalo laper, pergi kalo seneng. Jadi misal lo udah lost contact 15 taun, tiba-tiba dia hubungin elo dan nanya "Eh, rumah lo di depok kan? tolong begal mantan gue dong." santet aja kalo ada yang begini.








4. Sahabat Sakit Jiwa
Sahabat sakit mental adalah orang yang punya banyak muka atau kerpibadian. Di depan lo bisa jadi mulutnya semanis dan secantik gue, tapi dibelakang kalo dia lagi ngumpul sama yang lain? Cih, jangan harap nilai BP/BK lo B di mata orang lain.





5. Sahabat Nggak Mau Pulang
Sahabat nggak mau pulang adalah sahabat yang selalu nanya "nanti kemana dulu nih?" setiap kuliah usai. pokoknya hidupnya YOLO, woles, apa adanya, menurut gue, ini yang paling asik. Walaupun sangking YOLO-nya bikin mata lo terbelalak, it's ok, yang penting nggak munafik.






6. Sahabat Dahsyat
Suka menghibur setiap pagi tak peduli belum mandi atau belum sikat gigi. Lalalala yeyeyeee.....






Dari tipe sahabat diatas nggak menutup kemungkinan mereka berubah, memilih ninggalin elo atau bahkan mencari 'rumah' baru untuk berkeluh kesah.
Perubahan itu sahabat waktu. Kalo udah saatnya, pasti akan dateng.
Kadang ada juga beberapa orang yang sebenernya udah mengenal baik tapi males untuk temenan karna beda cara berpikir dan sudut pandang.


Kalau emang lo merasa di zona nyaman yang berbahaya, sebisa mungkin kesampingkan urusan hati dan cari kesenangan-kesenangan lainnya yang bersifat positif, sehingga ketika kenyamanan itu pergi, lo nggak akan ngerasa sakit hati.


Beberapa kenyamanan datang untuk menjadi sebuah ketetapan. Entah akan menetap selamanya, atau bahkan hanya singgah dan ketika sudah lelah akan berpindah.

Komentar