I just toooo much falling love with political science. but, how unlucky I am, I cant reach my dream for college in political major.
well, this is my first personal statement in AyoVote
ENJOY! :D
Pemuda Harus Melek Politik
by: Meike Ayu Putri
Belajar politik adalah sebuah hal yang sangat menarik bagi saya karena politik sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Mau tidak mau, suka tidak suka, pasti hidup kita bersinggungan dengan politik.
Sebagai warga negara yang baik dan peduli akan perkembangan negaranya, sudah sepantasnya pemuda zaman sekarang melek politik. Jangan sampai kita dibodohi orang-orang yang duduk di bangku empuk sana yang mengatas namakan dirinya wakil rakyat sedangkan kita tidak tahu apa yang mereka lakukan untuk kita.
Hanya menuntut, mengeluh dan menyalahkan merupakan tindakan yang tidak berpendidikan. Ada baiknya kita turut serta memantau dan membantu dalam membuat sebuah perubahan dari langkah yang paling dasar. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah begitu saja apabila kita tidak turut serta dalam perubahan. Hanya berteriak menuntut perubahan tanpa pergerakan dan aksi nyata menurut saya itu hanya membuang waktu saja. Bergerak dan turut andil, itu baru pemuda yang luar biasa.
Pemilihan Umum (Pemilu), menurut saya, adalah hal yang paling sakral di dunia politik. Disinilah peran seluruh warga negara Indonesia dikerahkan. Kita sudah banyak mendengar permainan-permainan yang dilakukan partai politik menjelang pemilu. Pemilu yang bersih dan terbuka juga sepertinya sudah lama menghilang.
Krisis kepercayaan terjadi di antara masyarakat sehingga banyak yang lebih memilih untuk tidak memilih atau golput. Padahal, golput merupakan sebuah celah terjadinya kecurangan, misalnya dengan cara memalsukan kertas suara yang ada.
Selain golput, masalah lain dalam Pemilu adalah tidak mengertinya pemilih tentang siapa saja calon yang ada. Umumnya pemilih hanya memilih calon yang mereka sering lihat di media massa atau baliho di sepanjang jalan. Hal ini memicu pembengkakan dana kampanye yang harus dikeluarkan oleh calon.
Ada juga yang memilih karena mendapat bingkisan dari salah satu partai politik. Pada saat pemilihan Gubernur Jakarta beberapa waktu silam, saya pernah bertanya dengan salah seorang warga, kenapa ia memilih calon X, lalu dia menjawab, “Iya, soalnya yang sering ngasih kaos si X, sih. Kalo si Y nggak pernah ngasih kaos.”
Di Indonesia, sayangnya, belum ada pembatasan biaya pemilu sehingga mereka yang mempunyai biaya pemilu lebih banyak, mereka pula yang akan lebih sering ‘terlihat’ dan punya kesempatan menang yang lebih besar.
Hal tersebut bisa menjadi sebuah gambaran bahwa warga negara Indonesia belum sepenuhnya mengerti arti Pemilu yang sebenarnya sehingga mereka memilih tidak berdasarkan kualitas calon. Padahal, satu suara dapat mempengaruhi hasil akhir Pemilu.
Pencerdasan masyarakat harus terus menerus ditingkatkan. Ini adalah sebuah tugas untuk pemuda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa untuk memberikan informasi yang jelas dan lugas kepada masyarakat yang belum mengerti makna dari sebuah Pemilu. Usaha pencerahan semacam ini dapat menjadi pergerakan awal untuk mewujudkan harapan Pemilu 2014 yang benar-benar bersih dan berkualitas.
Semoga dengan bergabungnya saya dengan Ayo Vote ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya mengenai dunia politik di Indonesia. Besar harapan saya banyak pemuda Indonesia yang berperan aktif dalam langkah menjadikan Indonesia rumah yang terbaik dan bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.
Komentar
Posting Komentar