Punggung. Ini bukan posting blog tentang organ tubuh atau
anatomi fisiologi ya. Tau apa gue tentang itu gue cuma tau dada. Iya, dada ayam
maksudnya. *kemudian laper*
Ah, oke fokus!
Entah kenapa tiba-tiba pengen cerita soal punggung. Karena gue
salah satu cewek yang suka liat punggung orang lain. Aneh? Iya, mungkin untuk
kalian yang belum dapet feel menikmati punggung ini bakal keliatan aneh :P jadi
selain alis-ulet-bulu gue juga suka liat Punggung seseorang.
Punggung disini gue ibaratkan seperti hal yang pernah gue
rasain. Punggung itu erat hubungannya dengan cinta diam-diam. Hahaha. Kenapa bisa
begitu? Iya, cinta diam-diam itu cuma bisa menatap punggungnya aja dari
kejauhan. Natap punggungnya aja rasanya udah seneng banget. Kalo disuruh face
to face, nggak akan berani!! :D
Mencintai orang yang hanya bisa ngeliat punggungnya itu
menyenangkan. Yaa, bahagia itu sederhan. Se-sederhana rumah makan sederhana.
Halaaaaaah.
Kadang, dengan melihat punggungnya aja hati ini rasanya
kayak lagi menatap matanya. Mata dengan sorotan yang tajam, senyuman yang
begitu tulus, bola mata yang hitam kelam, sungguh sangat indah.
Mencintai orang yang hanya bisa melihat dari punggungnya itu
rasanya penuh tantangan. Ingin rasanya bikin dia bahagia. Tapi gimana mungkin,
menatap matanya aja kita nggak sanggup. Cuma bisa berda dari kejauhan semoga
kamu bisa terus bahagia walaupun kebahagiaan itu bukan berasal dari kisah kita.
Mencintai orang yang hanya bisa melihat dari punggungnya aja
itu........sakit. sakit banget kalo nggak terbalas pada akhirnya. Hanya bisa
berharap dan berharap. Entah sampai kapan harapan itu bisa terjawab.
Punggung disini gue analogikan sebagai cinta diam-diam. Cinta
yang hanya bisa berharap. Cinta yang cuma bisa liat dari kejauhan. Cinta yang
cuma bisa di pendem. Cinta yang entah sampai kapan bisa jadi kenyataan. Whatever
you describe it.
Mencintai orang yang nggak tau gimana perasaan kita ke dia
itu sama aja kayak mau masak nasi tapi nggak punya beras. What are you doing
then?
Pada akhirnya, merelakan adala jalan yang terbaik. Sangat baik.
Merelakan seseorang yang kita cinta emang nggak semudah jatuh cinta. Tapi tetep
sih lebih sulit bikin jurnal umum, neraca saldo dan laporan laba-rugi. *mabok
akuntansi*
Intinya, buat kalian yang merasa pernah mencintai orang lain
dari-punggungnya-aja, di nikmatin aja. Tapi ada kalanya kalian harus berpindah dan
jalan ke depan. Ke depan mata. Sampai waktunya tiba, siap-nggak-siap kalian
harus me-re-la-kan.
Komentar
Posting Komentar